Jumat, 07 Mei 2010

GUNUNG PESAGI LAMPUNG BARAT

Sengaja saya menuliskan artikel tentang gunung pesagi, karna gunung ini merupakan keramat dilampung khususnya saya sebagai putra daerah lampung barat&juga merupakan asal dari keturunan lampung

Gunung Pesagi memiliki ketinggian 2231 mdpl Terletak di Kabupaten Lampung Barat. Gunung Pesagi adalah gunung tertinggi di Propinsi Lampung memang terasa tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan gunung-gunung lain. Gunung Pesagi memiliki keunggulan tersendiri termasuk kategori gunung yang memiliki jalur yang menantang terutama Hutannya yang perawan dan Tracknya yang membentuk penyambungan seperti Jembatan Sirotol Mustaqim.

Gunung Pesagi memiliki 3 Jalur pendakian, diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesulitan medan perjalanan menuju Puncak Pesagi, yaitu :



1. Jalur Patah Hati (Desa Bahway – Dusun Way Pematu)

Pos 1 – Pos 2

Jalur menuju pos 2 merupakan jalur pemukiman penduduk Desa Bahway. Jalur ini berupa jalan batu yang landai dengan panorama pemandangan alam desa yang khas. Di kanan dan kiri jalur terdapat aliran sungai, areal persawahan, dan perumahan tradisional masyarakat Desa Bahway. Jalur ini cukup panjang dan bisa dianggap ”Bonus” tetapi tetap menantang karena jalur yang dilewati cukup licin sampai akhirnya kita akan menemukan perkebunan kopi melewati jalan setapak menuju pos 2. Waktu tempuh 1,5 Jam perjalanan standar.

Pos 2 – Pos 3

Disinilah ujian sesungguhnya dimulai. Pada jalur ini kita akan melewati sungai dan melewati sedikit perkebunan kopi, selanjutnya kita akan menjumpai sungai untuk yang kedua kalinya alirannya disini pun cukup deras, setelah melewati sungai mulai masuk kedalam hutan, dahulu pintu rimba gunung pesagi ditandai dengan dua buah pohon besar yang menjulang tinggi di kanan kiri jalur, namun saat ini kedua pohon itu tidak ditemui karena telah tumbang. Setelah memasuki pintu rimba jalur menuju pos 3 berupa tanjakan panjang dan licin, kita harus berhati-hati karena jalur ini banyak terdapat pohon rotan yang masih berduri dan menghalangi jalan sampai ke pos 3. Waktu tempuh 1,5 Jam perjalanan standar

Pos 3 – Pos 4

Pada Jalur Pos 3 – Pos 4 ini dapat ditemukan tanaman ”Angrek Macan”, termasuk kategori bunga yang khas dan indah dari tanaman ini adalah batangnya yang mempunyai Loreng atau bercak hitam putih menyerupai macan. Selain anggrek macan kita juga akan menjumpai tanaman kantong semar yang banyak ditemukan sampai ke pos puncak. Jalur semakin menantang semakin terjal dan tidak terdapat sumber air, Vegetasi hutan semakin rapat dengan tanaman pakis dan rotan yang masih setia menggoda dan mencubit para petualang, kekuatan karakter hutan pesagi sangat tampak, hutan yang masih rapat dan lembab. Waktu tempuh 1 Jam perjalanan standar

Pos 4 – Pos 5

Jalur antara Pos 4 – Pos 5 termasuk kategori berbahaya. Pada jalur ini kita akan menikmati jalur yang mulai pindah punggungan gunung dari punggungan satu ke punggungan lainnya, sesuai dengan Nama Gunung ini Pesagi karena gunung ini berbentuk persegi yang menciptakan banyak punggungan dan diantara punggungan adalah lembah sehingga dituntut sangat waspada karena terdapat jurang, melewati dan membelah jalur air terjun/curup mati dan sungai kecil yang sangat licin. Waktu tempuh 1 Jam perjalanan standar

Pos 5 – Puncak Pesagi

Jalur antara Pos 5 – Pos 6 adalah jalur yang paling ekstrim pada jalur inilah asal muasal ”Jalur Patah Hati”, beranjak dari Pos 5 menuju Pos 6 atau air terjun Badas Gumpalan maka kita harus sedikit memutar dengan tanjakan terjal guna menghindari air terjun, kemudian disuguhi sedikit susur sungai dengan kondisi cukup landai atau ”Bonus”, belum selesai kita bergumam jalur kembali menanjak mencapai 40 – 50 derajat yang terkadang memaksa untuk merayap, mencari akar pohon sebagai pegangan dan naik keatas batang pohon, disini hutan benar-benar rapat belum terjamah tangan jahil dan banyak terdapat Pohon ”Tas” yang konon menurut kepercayaan penduduk setempat hanya ada di Gunung Pesagi dan tidak terdapat didaerah lain serta dipercaya mampu mengusir makhluk gaib, mengusir ular dan membawa keberuntungan. Disinilah View indah tersaji kembali,kita bisa melihat sebelah kanan dan kiri adalah lembah dengan gemercik air dan tiupan angin terdengar bagai alunan nada alam, kemudian didepan kita tampak adalah Puncak Pesagi dan dibelakang adalah Ujung Tanjung.

Pada Ujung Tanjung terdapat juga Puncak tetapi lebih rendah dari Puncak Pesagi, kita tidak melewati Puncak Ujung Tanjung karena jalurnya yang berbeda, pada Puncak Ujung Tanjung terdapat susunan batu-batu besar yang tersusun rapi bagaikan areal Sholat dengan Batu yang menyusun laksana ruangan Imam saat Sholat dan Batu susunan lainnya membentuk saf sebagai jamaahnya oleh karena itu disebut ”Batu Masjid”.

View yang indah telah dilewati, kini peserta harus bersiap menyongsong Fast Break sebuah tanjakan terakhir dan terekstrim, ini jalur dimana tanjakan yang dihiasi oleh bertebaran dan malang-melintangnya batang pohon tumbang yang terbakar karena suksesi alami yang terjadi di Gunung Pesagi, merayap salah, naik pohon yang malang melintang disepanjang jalur juga salah. Jalur ini memaksa Dengkul dan Dagu kita sampai bersentuhan, bayangkan dan coba lakukan bagaimana dengkul anda sampai ke dagu anda sendiri. Jalur ini memang dan benar-benar ekstrim, ”Don’t Try at Home” karena dirumah tidak akan ada jalur ini maka datang dan nikmati langsung ke Gunung Pesagi. Setelah melewati jalur ini dengan sedikit menikmati jalan yang landai, sampailah di Puncak Pesagi. Puncak Pesagi menurut masyarakat Lampung Barat adalah tempat turunya agama Islam di Propinsi Lampung sekaligus “Tangga Langit” karena jika kita berdoa di puncak pesagi takkan ada lagi yang menghalangi dan doa langsung sampai di Atas. Waktu tempuh 1,5 Jam perjalanan standar.

2. Jalur Pendakian Standar (Desa Bahway – Dusun Ramuan)

Pos 1 – Pintu Rimba

Jalur menuju Pintu Rimba merupakan areal perkebunan kopi penduduk, setelah sebelumnya kita akan melewati perumahan penduduk. Waktu tempuh 1,5 Jam perjalanan standar


Pintu Rimba – Gisting

Jalur menuju gisting sedikit menanjak tetapi cukup panjang, disini kita juga telah merasakan hutan pesagi yang rapat, setelah itu maka kita akan sampai di Pos ini yang bernama Gisting, disini terdapat sumber air yang terletak 20 meter kebawah, sumber air ini tidak kering meskipun saat musim kemarau karena berasal dari aliran sungai yang melewati celah-celah batu hingga selalu mengalir dan tertampung dalam cekukan batu yang terdapat disekitar sumber air. Waktu tempuh 2,5 Jam perjalanan standar

Gisting – Penyambungan

Beranjak dari Gisting kita akan langsung menikmati ”Super Tanjakan” untuk dapat mencapai batu pipih, batu pipih adalah batu yang berbentuk pipih yang berdekatan dengan ukuran yang cukup lebar bahkan cukup jika dipakai beristirahat sambil merebahkan badan. Panorama pada batu pipih ini sangat indah, disini kita bisa melihat jalur ujung tanjung dan deretan bebatuan besar yang berdiri tegak menopang Puncak Pesagi dan apabila terkena cahaya bagai kilau mutiara.

Setelah melewati batu pipih kita akan berhadapan dengan jalur yang banyak dihiasi pohon tumbang hasil dari suksesi alami yaitu kebakaran yang terjadi secara alami, baru kemudian kita akan menikmati Jalur susunan batu bertingkat yang direkatkan secara alami oleh lapisan tanah membentuk sebuah tebing yang dinamakan Penyambungan, ini satu lagi yang dinamakan penyambungan seperti Jembatan Sirotol Mustaqim. karakter ini tidak akan ditemui kemiripannya pada Gunung-gunung lain. Waktu tempuh 1 Jam perjalanan standar



Penyambungan – Puncak Pesagi

Setelah penyambungan kita akan menikmati wilayah hutan lumut dengan suasana yang lembab tetapi track yang mulai landai karena telah berada di kawasan Puncak.

Pada puncak Gunung Pesagi, kita dapat menyaksikan indahnya liukan Danau Ranau, permukiman masyarakat OKU, laut lepas Krui, dan laut lepas Belimbing. Selain menyaksikan keindahan alam dari kejauhan, banyak lagi pemandangan yang dijumpai di puncak. Di antaranya tugu peninggalan Belanda, yang merupakan tanda batas wilayah kekuasaan Belanda kala itu, Sumber mata air Sumur Tujuh yang terletak ± 20 meter turun sedikit dari Puncak.

Sumber mata air Sumur Tujuh.


Menurut cerita rakyat hanya orang beruntung yang dapat menemui dan mengambil air disumur tujuh ini bagi yang tidak beruntung sumur tujuh ini akan kering dan tidak terdapat air, satu lagi adalah Pancuran Mas, sumber mata air yang tidak pernah kering tapi cukup sulit mencapainya karena terjalnya dan curamnya jalur, butuh waktu 30 menit pulang pergi dari puncak untuk mencapai Pancuran Mas. Waktu tempuh 1 Jam perjalanan standar.

3. Jalur Desa Hujung Simpang Luas

Pada jalur ini cenderung lebih landai dan lebih mudah untuk menjangkau Puncak Gunung Pesagi. Relatif tidak menemukan pemandangan yang indah di sepanjang jalan Waktu tempuh 5 Jam perjalanan standar.