Sabtu, 08 Mei 2010

MENGUAK MISTERI CARA IBADAH

TENTANG ZIKIR :

PERTOLONGAN ALLAH BAGI YANG ZIKIR.
Sesungguhnya ALLAH berfirman, “Aku bersama hamba-Ku selama dia ingat kepada-Ku atau menyebut nama-Ku dan kedua bibirnya selalu bergerak dengan menyebut-Ku”
(HR. Ahmad dari Abu Huroiroh)

TERKABULNYA DOA TERGANTUNG PERSANGKAAN MANUSIA KEPADA ALLAH.
ALLAH berfirman, “ANA ‘INDA ZHONNI ‘ABDII BII WA ANA MA’AHU IDZAA DZAKARONII”. Artinya : “Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku bersamanya jika dia mengingat dan menyebut-Ku”

ZIKIR ATAU WIRID ITU HARUS ISTIQOMAH (TERUS MENERUS).
Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, bahwa Nabi bersabda, “AHABBUL A’MAALI ILALLAAHI ADWAAMUHAA WA-IN QOLLA“. Artinya, “Perbuatan yang paling dicintai ALLAH adalah yang terus menerus walaupun hanya sedikit”.
(HR. Bukhori dan Muslim)


MA’UNAH :

MA’UNAH BAGI MANUSIA.
Sesungguhnya ALLAH akan menurunkan MA’UNAH (Pertolongan) seukuran saat yang ditentukan dan akan menurunkan kesabaran seukuran bala (ujian-Nya)
(HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Hurioiroh)

HAKIKAT MINTA TOLONG.
Kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
(Surat Al Fatihah ayat 5)

TAWASSUL (PERANTARAAN) MINTA TOLONG MELALUI MAKHLUK ALLAH.
Dan minta pertolonganlah kalian melalui Kesabaran dan Solat
(Surat Al Baqoroh ayat 45)

BANTUAN MALAIKAT.
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, pasti ALLAH menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda (Surat Ali Imron ayat 125)

PERTOLONGAN BAGI YANG SELALU INGAT ALLAH.
Nabi SAW bersabda, “TA’ARROF ILALLAAHI FIR RO-KHOO-I YA’RIFKA FISY SYIDDAH”. Artinya : “Berkenalanlah (ingatlah) kepada ALLAH dikala senang, maka ALLAH pasti akan mengingatmu dikala susah”
(Hadits Muttafaq ‘Alayhi)


DO’A :

DOA MENOLAK TAKDIR.
Sesungguhnya seseorang akan susah rizikinya karena dosa yang menimpanya, tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali Do’a dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat baik(HR. Ibnu Hiban dari Tsauban)

MENOLONG DENGAN DOA.
Doanya orang Islam untuk saudaranya (seiman) pada saat temannya tidak mengetahuinya akan ALLAH kabulkan, di kepala orang yang berdoa itu ada malaikat yang diwakilkan kepadanya, setiap dia berdoa untuk saudaranya dengan baik, maka berkatalah malaikat itu : “AAMIIN (kabulkan Ya ALLAH), dan bagi kamu seperti tu”
(HR. Ahmad dari Abu Darda’)

DOA ORANG YANG DIANIAYA PASTI DIKABULKAN.
Takutlah terhadap doanya orang yang teraniaya, maka sesungguhnya tidak ada penghalang antara doanya orang yang teraniaya dengan ALLAH
(HR. Turmudzi)

DOA HARUS YAKIN DIKABULKAN.
Berdoalah kalian dalam keadaan yakin dikabulkan
(Alhadits)


AZIMAT, RAJAH, WIFIQ :

AZIMAT BERUPA TULISAN DOA-DOA
Habib Zaynul ‘Abidin Ba’alawi berkata dalam kitabnya Al Ajwibah Al Gholiyah Fii ‘Aqidatil Firqotin Naajiyah bab Berobat dengan Al Qur’an dan Nama-nama ALLAH : “Boleh menulis tangkal dan azimat dan menggantungkannya pada manusia dan binatang jika tidak ada di dalamnya kalimat yang tidak diketahui artinya. Maka sungguh telah tetap, bahwa Rosulullaah SAW mengajarkan kepada mereka (para sahabat) dari ketakutan : Aku berlindung dengan kalimat-kalimat ALLAH yang sempurna dari marah-Nya dan siksa-Nya dan kejahatan hamba-hambaNya dan dari godaan syetan dan kehadiran mereka. Maka adalah Abdullah bin Umar ra. mengajarkannya kepada anaknya yang sudah ‘aqil (dewasa) dan menulisnya dan menggantungkannya kepada anaknya yang belum ‘aqil (dewasa)”
(HR. Abu Daud dan Turmudzi)

AZIMAT BERUPA TULISAN AL QUR’AN.
Sekumpulan ulama Salaf berpendapat boleh menulis beberapa ayat Al Qur’an untuk penyakit ‘Ain (mata jahat) kemudian meminum air basuhan tulisan tersebut. Berkata Imam Mujahid, “Tidak apa-apa menulis Al Qur’an dan membasuhnya dan meminumkannya kepada orang sakit”. Dan seperti itu juga diriwayatkan dari Abi Qilabah. Dan disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas bahwa beliau menyuruh menulis 2 ayat Al Qur’an untuk wanita yang sulit melahirkan, lalu membasuhnya dan meminumnya. Dan berkata Ayub, “Aku pernah melihat Abu Qilabah menulis tulisan sebagian dari Al Qur’an lalu membasuhnya dengan air dan meminumkannya kepada seseorang laki-laki yang punya penyakit”
(Kitab AT Thibbun Nabawi halaman 133)

KHASIAT DAN KEKUATAN YANG TIDAK TERLIHAT YANG DITITIPKAN ALLAH KE SUATU BENDA MATI ITU MEMANG BOLEH ADA.
Benda bertuah berupa baju gamis milik Nabi Yusuf. ALLAH berfirman, “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini lalu letakkanlah baju gamisku ke wajah ayahku (Yakub as) nanti ia akan melihat kembali dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku”
(Surat Yusuf ayat 93)

Jubah Nabi Muhammad SAW, Asma binti Abi Bakr berkata : “Jubah ini pernah dipakai Nabi SAW lalu kami membasuhnya untuk orang sakit agar bisa sembuh dengan jubah tersebut”
(HR. Muslim, lihat Al Ajwibah Al Gholiyah Fii ‘Aqidatil Firqotin Naajiyah bab Tabarruk (Ambil Berkah) Bi Aa-tsaarish Sholihin (Dengan Bekas Orang Sholeh))

Rambut Nabi Muhammad SAW, Kholid bin Walid pernah meletakkan rambut Nabi SAW di dalam pecinya. Lalu pernah pecinya terjatuh di salah satu perangnya, lalu Kholid bin Walid bersungguh-sungguh mengambilnya sehingga para sahabat mengingkarinya karena sebab perbuatan Kholid banyak para sahabat yang gugur. Maka berkatalah Kholid : Saya tidaklah melakukannya karena sebab peci itu tetapi karena di dalam peci itu terdapat rambut Nabi SAW agar tidak hilang berkahnya dan tidak jatuh ke tangan orang-orang musyrik.
(Kitab Asy Syifa karangan Qodi ‘Iyadh)

Air Wudhu’ Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan dari Abi Juhayfah : “Aku melihat Bilal mengambil air wudhu’nya Nabi SAW dan manusia (para sahabat) pun cepat-cepat mengambil air wudhu’ Nabi tersebut. Lalu siapa saja yang mendapatkan air wudhu’ Nabi tersebut mereka mengusapkan air wudhu’ Nabi tersebut (ke tubuhnya), sedangkan yang tidak mendapatkan air wudhu’ Nabi tersebut, mereka mengambil dari basahan di tubuh para sahabat Nabi (yang berhasil mengambil air wudhu’ Nabi)”
(HR. Bukhori dan Muslim, yaitu untuk tabarruk dan memohon kesembuhan)

ULAMA MEMBOLEHKAN
Telah berkata Imam Nawawi dalam kitabnya Syarhul Muhadzdzab, “Jikalau Al Qur’an ditulis di sebuah lauh (papan/batu tulis) atau pada bejana kemudian membasuhnya (tulisan tersebut) kemudian meminum air basuhan tersebut oleh orang sakit, maka berkatalah Hasan Bashri, Mujahid, Abu Qilabah dan Auza’i : ‘ Tidak apa-apa dengannya’ . Tapi An Naha’i memakruhkannya”. Telah berkata Qodi Husen dan Baghowi dan selain keduanya,”Jika menulis Al Qur’an di makanan yang manis atau makanan (lainnya) maka tidak apa-apa memakannya”. Zarkasyi berpendapat tidak boleh memakan kertas yang bertuliskan ayat Al Qur’an. Ibnu Abdus Salam berfatwa makan dan minum dari kertas itu juga dilarang karena menjadikan kertas tersebut bertemu dengan najis bathin.
(Kitab Khozinatul Asror halaman 67)

MEDIANYA HARUS HALAL.
Imam Ahmad dan lainnya menyatakan tidak mengapa menulis Al Qur’an untuk orang yang kena musibah atau lainnya termasuk sakit dengan materi (media/bahan) yang dibolehkan lalu membasuh dan meminumnya. Tidak boleh menulisnya dengan selain Al Qur’an seperti tulisan-tulisan yang tidak dimengerti artinya dari bahasa-bahasa berbagai ajaran yang berbeda-beda, karena mengandung di dalamnya kekafiran. Materi (media)nya tidak boleh berupa darah dan semacamnya yang termasuk najis karena haram bahkan kafir. Tidak boleh juga semisal membolak-balikkan huruf Al Qur’an.
(Kitab Khozinatul Asror halaman 67 dan Tafsir Ruuhul Bayan pada akhir Surat Al Ahqof